Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau. Merupakan salah satu kebanggan Masyarakat Riau untuk penyelenggaraan PON XVIII. Gelanggang ini akan menjadi veneu pertandingan Bulu Tangkis.
Setelah mata kita dimanjakan berbagai macam petandingan di Arena Olimpiade di London, mari kita sejenak beranjak ke Riau untuk menyaksikan Pertandingan Olahraga Nasional (PON) ke XVIII. Pada ajang PON kali ini panitia menyelenggarakan sejumlah pertandingan sebanyak kurang lebih 43 cabang olahraga.
Pekan Olahraga Nasional (PON) telah menjadi agenda rutinitas Nasional sekali empat tahun. Sejak pertama kali PON dilaksanakan di kota Surakarta (8 September - 12 September 1948), event empat tahunan tersebut akan dimulai tanggal 9 September - 20 September 2012 mendatang akan menjadi penyelanggaraan PON ke XVIII.
Secara
jujur harus kita akui, dari segi standar penyelenggaraan PON,
infrastruktur olahraga terbaik memang masih terpusat di kota-kota di
Jawa. Karena itu, wajar jika prestasi PON kali ini pun masih dipegang
secara berturut-turut oleh kontingen DKI Jaya, Jawa Timur, Jawa Barat,
dan Jawa Tengah. Setidaknya inilah peringkat perolehan medali pada PON
kali ini.
Terlalu berlebihan juga mengharapkan prestasi kelas dunia lahir dari PON Pekanbaru. Terlebih, penyelenggaraan kali ini harus diwarnai dengan skandal suap. Konsep minimalis yang diusung Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) pada perhelatan PON ke-18, merupakan cermin kegagalan pemerintah pusat dan PB PON. Kegagalan itu karena ulah koruptor yang cuma menganggap ajang olahraga, khususnya PON, sebagai proyek. Belum sepenuhnya venue yang selesai, membuat persiapan atlet terganggu dan PON ke-18 bakal terlaksana seadanya.
Kita sepakat bahwa PON sangat penting untuk mengukur prestasi olahraga nasional. Tetapi, di luar itu semua, yang tidak kalah penting dari event empat tahunan ini adalah sebagai ajang kerukunan nasional. Memang, berbicara soal PON pasti bicara persaingan, tetapi juga tidak boleh mengabaikan kebersamaan. Bingkainya sudah jelas: kebangsaan. Ada proses saling belajar antara satu provinsi dan provinsi lain. Di sini kita juga belajar bagaimana semangat multikultur dipraktikkan.
Kendati miskin prestasi untuk ukuran dunia, PON XVIII tetap saja membangkitkan sentimen kekitaan. Sebagai tontonan, dia telah menyedot sebuah kekuatan besar yang menggumpal. Para atlet yang bertanding atas nama provinsi membangkitkan semangat kekitaan daerah. Mereka bertanding dan saling mengalahkan untuk kemudian melambungkan tinggi-tinggi kebanggaannya sebagai atlet provinsi.
AYO DUKUNG ATLET DARI PROVINSI KITA
Terlalu berlebihan juga mengharapkan prestasi kelas dunia lahir dari PON Pekanbaru. Terlebih, penyelenggaraan kali ini harus diwarnai dengan skandal suap. Konsep minimalis yang diusung Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) pada perhelatan PON ke-18, merupakan cermin kegagalan pemerintah pusat dan PB PON. Kegagalan itu karena ulah koruptor yang cuma menganggap ajang olahraga, khususnya PON, sebagai proyek. Belum sepenuhnya venue yang selesai, membuat persiapan atlet terganggu dan PON ke-18 bakal terlaksana seadanya.
Kita sepakat bahwa PON sangat penting untuk mengukur prestasi olahraga nasional. Tetapi, di luar itu semua, yang tidak kalah penting dari event empat tahunan ini adalah sebagai ajang kerukunan nasional. Memang, berbicara soal PON pasti bicara persaingan, tetapi juga tidak boleh mengabaikan kebersamaan. Bingkainya sudah jelas: kebangsaan. Ada proses saling belajar antara satu provinsi dan provinsi lain. Di sini kita juga belajar bagaimana semangat multikultur dipraktikkan.
Kendati miskin prestasi untuk ukuran dunia, PON XVIII tetap saja membangkitkan sentimen kekitaan. Sebagai tontonan, dia telah menyedot sebuah kekuatan besar yang menggumpal. Para atlet yang bertanding atas nama provinsi membangkitkan semangat kekitaan daerah. Mereka bertanding dan saling mengalahkan untuk kemudian melambungkan tinggi-tinggi kebanggaannya sebagai atlet provinsi.
AYO DUKUNG ATLET DARI PROVINSI KITA
Tabel tuan rumah dan juara PON sejak 1948. wikipedia.org
Data PON Ke-XVII Pekanbaru, Riau
Sebanyak 945 atlet DKI Jakarta yang akan
berlaga di pentas Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau, dilepas di
Balai Kota Jakarta, Sabtu (1/9).MI/GRANDYOS ZAFNA
Gubernur Riau Rusli Zainal (tengah) masuk ke
dalam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta,
Kamis (30/8). Rusli Zainal diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus
dugaan suap Revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau.MI/SUSANTO
Sumber:
http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16261895
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MzQ0OTg0
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MzQzNTMz
0 comments:
Post a Comment