gaulislam edisi 088/tahun ke-2 (6 Rajab 1430 H/29 Juni 2009) |
Wah nggak nyangka ini pertama kalinya gue mendapat tawaran untuk nulis di buletin gaulislam, deg-degan dan agak nervous nih maklum baru belajar. But, gue tetep kudu lakuin juga. Sebuah tantangan yang kudu gue taklukkin. Ciee.. “pede abis mode on!” Oya, gue kali ini dapet jatah nulis seputar remaja masjid. Hmm… pastinya gue bisa dong buat jelasin soal ini. Kamu tahu kan remaja masjid itu apa? Bukan remaja yang nongkrongin di masjid sambil jagain beduk lho. Yup, remaja masjid adalah sekelompok pemuda/pemudi yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Walaupun tidak menutup kemungkinan di suatu daerah ada juga anggota remaja masjid yang berumur 35 tahun atau lebih (nggak tahu deh, di tempat lain mungkin ada yang udah kakek-kakek hehehe..). Mungkin hal itu terjadi karena ngak adanya kaderisasi, padahal definisi remaja itu sendiri adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun sedangkan kalo ditafsirkan dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun. Wah kalo gitu umur gue udah kedaluarsa dong buat jadi remaja masjid! (mungkin gue tepatnya jadi engkong masjid kali ye!). Ah, nggak apa-apa deh, biarpun gitu gue tetep imut kok hehehe.. (narsis mode on). Sss.. jangan ribut ya.. maksudnya imut itu adalah item mutlak! Dan mutlak itu akronim dari “muda, tampan, dan berakhlak!” hahahaha.. (narsis lagi deh gue). BTW, sebagian dari kamu mungkin berpikir bahwa remaja masjid adalah suatu kumpulan orang-orang monoton, yang kerjanya duduk, dengerin ceramah, pulang, sikat gigi, cuci kaki, terus tidur. Padahal nggak gitu juga deh. Kita juga bisa bikin kegiatan organisasi remaja masjid ini menjadi lebih menarik lho. Nggak percaya? Silakan dijajal! Bro en Sis, bukankah menarik atau tidaknya setiap organisasi itu tergantung dari bagaimana keragaman aktivitas yang ada di dalamnya? So, menjadi remaja masjid itu bisa menarik, bisa nggak. Banyak kok alternatif yang membuat kegiatan remaja masjid menjadi menarik. Contohnya nih, selain kumpul-kumpul di masjid dan menimba ilmu agama kegiatan ini juga mengajarkan kita bagaimana berorganisasi, dan sarana untuk berbagi pengetahuan antar sesama aktivis. Misalnya aja ada temen kamu yang pinter nulis, pinter bikin web atau keterampilan khusus lainnya di sinilah kamu bisa manfaatin kegiatan kumpul-kumpul itu buat mempelajari keterampilannya. Nah, hal itu selain bermanfaat buat kamu, juga bisa memancing minat temen-temen kamu yang lain untuk bergabung sama kamu dan kawan-kawan. Iya nggak sih? Kudu gaul! Bro, gaul di sini artinya adalah berwawasan luas, supel, dan mengerti teknologi yang ada saat ini. Berwawasan luas, artinya kamu harus tahu bagaimana perkembangan dakwah islam dan problematika yang dialami umat islam saat ini, serta penyelesaiannya. Terus, selain kudu gaul, kamu juga harus supel. Bener nih. Jangan sampe deh kamu yang ngakunya sebagai remaja masjid hanya mau ngobrol dan main antar sesama aktivis remaja masjid aja, terus kamu mengisolasi diri kamu dari orang-orang sekitar. Nggak lah. Seorang remaja masjid itu kudu mudah bergaul alias supel karena dengan menjadi supel kamu dapat lebih banyak bergaul dan mengajak teman-teman kamu yang lain untuk bergabung menjadi anggota remaja masjid. Kamu kudu inget bahwa dirimu bertanggung jawab untuk berdakwah di lingkunganmu dan dakwah adalah interaksi. So, kalo kamu menutup diri dari orang lain dan merasa cukup bergaul di situ-situ aja, kapan bisa dakwahnyam Brur? Sobat muda muslim, sebagai remaja masjid, setidaknya kamu juga kudu ngerti teknologi. Gimana juga, setiap pemuda Islam baik itu remaja masjid atau bukan haruslah mengerti teknologi yang ada saat ini, misalnya mengetahui cara membuat website or blog, cara bikin e-mail, punya blog, kenal dengan situs jejaring sosial macam facebook dan friendster, dan sejeninsya lah. Tapi, kudu inget bahwa jangan mentang-mentang kamu udah bisa buat semua itu langsung deh kamu manfaatin buat kegiatan yang nggak produktif seperto cari pacar, amin gim atau sekadar obral obrol di situs jejaring sosial. Nggak lah. Gaul tentang teknologi yang tadi gue sebutin itu, adalah untuk mendukung aktivitas dakwah. Masih mending kalo buat cari duit sih nggak masalah. Ya, yang terpenting sih kamu harus bisa manfaatin itu semua sebagai sarana dakwah dong! Ya, kayak buletin gaulislam ini deh (cieee.. pede abis mode on!” Semangat berdakwah dong… Bro en Sis, sebagai aktivis dakwah di lingkungan kamu sendiri khususnya di kalangan remaja lainnya paling nggak kamu tuh kudu RMS. Hah, nggak salah nulis singkatan nih? Apa tuh RMS? Yup, RMS tuh Religius Modern ‘N Smart. Swit Swiw.. gue gitu lho! Hehehe… Nah, sebagai seorang muslim, remaja masjid dan aktivis dakwah tentunya kamu kudu beriman dan bertakwa—baik dalam perkataan maupun perbuatan, jangan cuma jadi formalitas doang. Nggak seru dong kalo sampe aktif sebagai remaja masjid tapi hot juga maksiatnya. Ke masjid semangat, ke tempat dugem getol. Nggak deh! Kalo sampe kayak gitu sih bakal malu-maluin diri kamu sendiri. So, pastiin kamu adalah umat yang terbaik! Ok? Sobat muda muslim, selain religius kamu paling nggak kudu gaul ngikutin jaman deh. Yup, modern. Sebagai seorang remaja kamu pasti nggak mau kan dibilang ketinggalan zaman, alias nggak modern? But, kudu inget maksud modern di sini tuh bukan modern yang cuma ikut-ikutan aja—misalnya ada temen kamu yang bertingkah nggak sesuai dengan kaidah keislaman, terus kamu kasih tahu dia, eh dia malah bilang “ah dasar kamu nggak modern”. Parahnya kamu tergoda karena nggak tahan disebut nggak modern, hingga akhirnya kamu ngikutin dia deh. Wah itu sih bukannya modern tapi lebih ke arah plagiat atau jadi generasi pembebek untuk hal yang nggak bener. Ati-ati ye! Bro en Sis, seorang muslim itu harus modern karena kitab suci kita al-Quran adalah kitab yang sesuai sampai akhir zaman. Lengkap dari mulai aturan kenegaraan alias politik sampai dengan hukum waris dan semua hukumnya dapat memenuhi naluri manusia. Nggak kayak kitab-kitab sebelumnya, malah tentang kemodernan al-Quran ini juga diakui oleh konferensi Montreal sebagai sumber pokok dari sumber-sumber hukum internasional modern. Wuih, gimana nggak bangga tuh kita sebagai umat Islam? Pokoknya kamu harus yakin kalo kita bertindak sesuai dengan tuntunan al-Quran maka kita akan menjadi umat yang modern, dan beradab. Yakin itu. Insya Allah banget lah! Terus, selain religius dan modern, remaja masjid kudu juga “smart” lho. Ya iyalah, kita tuh orang muslim dan kita dituntut untuk menjadi orang yang smart alias cerdas sesuai dengan hadits Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw.: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari) Remaja masjid mandiri Bisa juga ‘pengekangan’ itu ketika semua rencana acara yang kamu ajuin selalu ditolak sama DKM (bete mode on!). Kalo kasusnya seperti itu sebagai remaja kamu harus belajar dong untuk berdiplomasi dengan para sesepuh dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan kamu itu positif dan juga ada manfaatnya. Terus kamu harus bisa mastiin ke mereka bahwa kamu adalah remaja masjid yang mandiri. Juga, bisa aja ketika buletin kamu ditutup sama selebaran lain cobalah kamu cari alternatif lain dengan membuat mading pribadi khusus remaja. Jangan langsung pundung bin mutung, terus bubar jalan deh. Nggak lah ya. Jadi intinya, apapun yang terjadi kamu harus siap menghadapinya dan jangan terlalu bergantung pada DKM sepenuhnya—apalagi untuk urusan anggaran dana, cobalah kamu sekreatif mungkin dalam menjalankan organisasi kamu. So, buatlah mereka bangga dan cobalah untuk tidak bergantung pada orang lain jadilah sebuah inspirasi buat orang lain. Hmm.. masih ragu untuk menjadi remaja masjid yang gaul? Nggak kan? Sip deh! [ikrar: ikrarestart@gmail.com] |
Remaja Masjid Kudu Gaul!
Posted by Riswanto
Posted on Sunday, October 11, 2009
with No comments
0 comments:
Post a Comment