Home » » Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit

Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit

Tanaman Kelapa Sawit secara umum waktu tumbuh rata-rata 20 – 25 tahun.

Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini

dikarenakan kelapa sawit tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit

mulai berbuah pada usia empat samapi enam tahun. Dan pada usia tujuh

sampai sepuluh tahun disebut sebagi periode matang (the mature periode),

dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar ( Fresh

Fruit Bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun

mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada

usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati.

Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit

memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah

menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel

palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta

dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.

Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui

proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined,

Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk

produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit

cair (RBD Olein). RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak

goring. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan

shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan

CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak

dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut

dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid

Distillate) dan 0.5% buangan.

PENGEMBANGAN bahan tanaman kelapa sawit pada dekade 1990-an bukan

hanya difokuskan pada peningkatan produktivitas minyak, melainkan juga pada

perbaikan kualitas minyak sehubungan dengan meningkatnya perhatian konsumen

minyak nabati terhadap nilai nutrisi minyak makan, dan juga alasan kesehatan.

Komponen kualitas minyak yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah

kandungan asam lemak tak jenuh (ALTJ), khususnya kandungan asam oleat dan

komponen minor minyak sawit, seperti betakaroten, tocopherol, dan tocotrienol.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa sawit melalui

pemuliaan adalah dengan mengintegrasikan gen penentu ALTJ dan komponen

minor dari spesies liar Elaeis oleifera ke dalam background genetik kelapa sawit

komersial, E. guineensis.

Secara konvensional, proses integrasi tersebut dapat dilakukan melalui prosedur

silang balik (backcross). Namun demikian, kemajuan seleksi melalui silang

konvensional pada kelapa sawit sangat lambat karena adanya faktor sterilitas

sebagai akibat jika dua spesies yang berbeda disilangkan.

Untuk memecahkan kendala inefisiensi integrasi gen dari E. oleifera ke E.

guineensis diperlukan pendekatan baru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan menggabungkan teknologi marka molekuler ke dalam program

seleksi silang balik, atau lazim disebut marker-assisted selection backcrossing

(MAS BC).

Salah satu persyaratan untuk melaksanakan MAS BC adalah tersedianya peta

pautan genetik dan informasi tentang lokasi dan pengaruh gen yang berasosiasi

dengan karakter kuantitatif tertentu (quantitative trait loci/QTL) sebagai faktor

yang akan dijadikan sebagai kriteria seleksi. Pemetaan QTL yang berasosiasi

dengan kualitas minyak belum pernah dilaporkan. Kajian mengenai pautan

genetik dan QTL pada kelapa sawit dengan fokus kualitas minyak, dan dengan

menggunakan populasi BC sebagai populasi pemetaan, diharapkan menjadi

langkah awal yang signifikan untuk memulai pelaksanaan MAS BC.

Untuk memfasilitasi MAS, dalam rangka perbaikan kandungan asam oleat pada

tanaman kelapa sawit, telah dilakukan konstruksi peta pautan genetik kelapa

sawit berkerapatan tinggi Elaeis guineensis x E. oleifera dan peta QTL yang

berasosiasi dengan asam oleat. Marka Random Amplification Polymorphism DNA

(RAPD) dipilih sebagai marka untuk menghasilkan lokus DNA. Populasi

pemetaan yang digunakan adalah BC1 hasil persilangan 107-22-32 T x 87-56-56

D (E. oleifera ex Brasil x E. guineensis). Hasil analisis pautan genetik pada 2003

menghasilkan 13 kelompok pautan pada E. oleifera dan 4 kelompok pautan pada

E. guineensis.

**

Tak kurang dari 364 juta tanaman kelapa sawit unggul hasil penelitian PPKS

telah ditanam di seluruh Indonesia. Saat ini, PPKS menyediakan sembilan pilihan

varietas bahan tanaman kelapa sawit unggul yang dapat disesuaikan dengan

kondisi dan jenis lahan.

PPKS telah menghasilkan teknologi pembuatan minyak makan kaya vitamin A,

diperkaya omega-3, baking dan frying shortening, pelumas, biodiesel, biolilin dan

bioemolien dari minyak sawit. Dalam hal pemanfaatan limbah, dikembangkan

teknologi pembuatan kertas dari pulp TKS, pemanfaatan serat untuk polypot,

papan partikel, serat berlateks, teknologi pembuatan arang dari cangkang dan

TKS, pengurai serat TKS, reaktor pengolah limbah cair, kompos dari TKS dan

beberapa produk lainnya.

PPKS memberikan jasa layanan rekomendasi pemupukan, supervisi teknis kebun,

pabrik, dan jasa studi kelaikan. PPKS memberikan rekomendasi bagi 400.000

hektare kebun kelapa sawit dan pada 1990 - 1999 melakukan kajian kelaikan

untuk 400.000 hektar. PPKS juga memberikan masukan bagi kebijakan

pengembangan industri kelapa sawit di pemerintah provinsi Sumatera Utara,

Jambi, Riau, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, dan Papua serta pemerintah pusat.

PPKS juga menyediakan jasa pelatihan dalam segala aspek termasuk perkebunan,

industri pengolahan, industri hilir dan keuangan. Pelatihan diberikan oleh peneliti

yang qualified dan berpengalaman. PPKS juga menjalin kerjasama dengan

lembaga-lembaga di dalam dan di luar negeri demi kemajuan industri kelapa

sawit Indonesia.

1 comments:

  1. saya ijin mengcopi ya.

    minyak dari kelapa sawit termasuk minyak nabati kan?
    selain dari kelapa sawit dan pagar jarak, bahan apa lagi yg bisa dijadikan minyak nabati?

    mohon penjelasan, terimakasih

    ReplyDelete

Subcribe Me

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Buku Tamu

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. HIMA SEJARAH UR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger