Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain !
Pembaca yang Budiman,
Sungguh tidak enak rasanya diremehkan orang lain karena penampilan, fisik atau status sosial kita. Pernahkah anda mengalaminya? Saya rasa hampir semua orang pernah mengalami hal ini. Tapi pernahkah kita menyadari bahwa mungkin saja kita secara tidak sadar pernah melakukan hal yang sama pada orang lain, terutama pada mereka yang kita anggap eksentrik, atau “aneh”. Terkadang begitu sistematisnya peremehan yg mungkin kita lakukan sampai masuk dalam kategori pelecehan atau “bully”
Contoh sederhana adalah kasus-kasus bully di sekolah. Saya tidak pernah mengalami bully sebagai pelaku atau korban (engga ada yg berani karena sejak SD badan saya sudah termasuk besar ) tapi terus terang saja pernah saya saksikan sendiri.
Bully bisa berupa verbal dan bisa berupa tindakan fisik. Biasanya dilakukan oleh individu atau bersama-sama dalam peer groupnya. Contoh bully yg terkenal dalam film adalah di film Meteor Garden atau Boys Before Flower dimana tokoh utamanya seorang gadis yang harus berhadapan dengan tirani geng anak-anak cowo yg super kaya di sekolahan.
Semoga kita dan keluarga kita dijauhkan dari sikap bully ini ya? ok? amin !
Kembali ke sikap meremehkan…. sikap ini bisa merasuk dengan halus sekali dalam diri kita. Tidak harus kasar, vulgar dan terang-terangan sepeti “bully”. Misalnya kita melihat pengemis, anjal atau pengamen di pinggir jalan. Biasanya serta merta dalam diri ini ada penolakan atau resistensi terhadap keberadaan mereka.
Jika mereka mendekat, apa yg biasanya menjadi reaksi kita? kita tolak tapi berkomentar:
- ah.. masih muda kok jadi pengemis!
- memangnya gue nenek moyang elu yang ngasih2 duit ?
- ini nih contoh orang malas yang gak mau kerja!
- dll
Komentar-komentar ini biasanya spontan kita lontarkan baik dalam benak sendiri maupun dalam percakapan bersama sahabat/keluarga. Menghadapi mereka memang serba salah. kita gak tahu mana yg benar2 butuh bantuan dan mana yang hanya berpura-pura memohon welas asih dengan cara mengemis… ini baru satu kasus lho
Bagaimana dengan kasus lain spt ini: tetangga didepan rumah kita termasuk orang yang agak nyentrik. senangnya berpakaian dengan memadu-padankan warna-warna yang “mencolok” mata . Reaksi kita? Biasanya tertawa dalam hati dan mengumpat .. dasar orang aneh! gak tahu malu kaleee
yah sobat… tanpa kita sadari ada buanyaaaaaak sekali komentar-komentar bernada meremehkan yang terlontar dari benak dan disuarakan oleh mulut kita. Pernahkah anda inventaris komentar2 ini? Saya baru saja melakukannya dan wow…. surprise – surprise ! Mungkin kalo ada kontesnya, saya adalah pemenang grand prize untuk hadiah utamanya
Saya teringat kembali wejangan seorang Begawan yang saya kagumi :
kalo kamu memberikan uang atau makanan pada pengemis.. apa kamu anggap merekalah yang harus berterima kasih dan mendoakan kamu? Tidak. itu salah besar. Kamulah yang harus berterima kasih dan mendoakan mereka karena dalam kehidupan ini mereka telah mengambil peran yang sulit sebagai kaum papah dan dhuafa supaya kamu beroleh kesempatan untuk banyak melakukan tindakan-tindakan baik di depan Tuhan
Wejangan ini mengingatkan saya untuk tidak pongah menghadapi orang-orang yg kurang beruntung. Ada teknik bagus yang beliau ajarkan: kalu kita berhadapan dengan pengemis dan ingin memberikan sejumlah uang, berikanlah dengan tulus tanpa berkomentar apa-apa tentang kondisinya. Begitu juga sebaliknya bila kita tidak ingin memberi apa-apa, maka tolaklah dengan sopan tanpa ada prejudice dalam benak kita. Jadi baik memberi atau tiudak memberi, jangan berkomentar apa-apa. Tapi satu yang pasti, berikanlah berkat, doa atauafirmasi positif anda pada orang tsb
Begitu juga jika kita berhadapan dengan orang yang agak eksentrik. Selama ia tidak mengganggu anda secara fisik, maka hormatilah ybs. Tidka perlu kita membuat komentar-komentar yang bernada meremehkan atau bahkan sudah menjurus pada personal attack (menghina). Nah ini yang sudah saya inventarisir kemaren dan menemukan gudang bawah tanah “peremehan” di dalam pikiran bawah sadar saya yang harus dibenahi
Sikap meremehkan ini tidak terbatas pada mereka yang papah secara sosial-ekonomi atau pada mereka yang “nerd” atau “aneh” atau eksentrik lho. Sering juga kita melakukannya justru pada mereka yang tampan/cantik dan kaya. nah sikap ini biasanya karena motif kecemburuan sosial. Contoh: Terhadap mereka yang dipromosikan oleh atasan, biasanya tercetus: oh dia memang cantik dan seksi.. pantas diperhatikan sama boss ! Ini adalah sikap meremehkan juga lho ! kita meremehkan kemampuan seseorang dan mereduksinya hanya sebatas pada kemolekan tubuh dia saja. Dengan kata lain kita menganggap kalo dia itu gak bisa apa-apa !
Bagaimana dengan sikap meremehkan kita pada suku atau etnis lain? Ini berkaitan dengan stereotip yg sudah terbangun di benak bawah sadar kolektif orang-orang tertentu pada etnis lain. Misalnya ooh orang padang itu pelit, WNI ket-China itu licik, orang batak itu kasar, WNI keturunan Arab itu suka main tangan, orang sunda itu pesolek, orang papua itu pemabok, orang Madura itu gak pantas dijadikan teman, dll. wah ini kalo mau jujur ada banyak sekali stereotip yang menggeneralisir spt ini berkembang di masyarakat kita dan nada-nadanya itu kebanyakan tidak enak didengar. Bisakah komentar2 ini paling tidak kita inventaris dan kita reduksi pelan-pelan?
Beberapa minggu yang lalu saya menemukan web ini dan saya tunjukkan pada Neng Erwindi Twitter :
sisanya bisa anda lihat di http://www.hewillneverhaveagirlfriend.com/
Gambar-gambarnya lucu namun mengandung pesan yang dalam. Jangan pernah meremehkan orang lain. Perhatikan bagaimana komentar benak / pikiran anda pada orang-orang yang berada di sekeliling anda. Ubah kata-kata yang bernada meremehkan / pelecehan dengan kata-kata yang membangun. Jika ada yg tidak anda setujui atau anda sukai dari diri seseorang, coba diskusikan dengan santun pada ybs. Jika belum mungkin berdiskusi, yah tidak perlu kita lontarkan komentar2 meremehkan tsb. Mungkin saja suatu saat penilaian pribadi kita salah.
0 comments:
Post a Comment