Home » , , , » Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia

Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia


Dalam rangka meningkatkan sumber tenaga terbarukan negara mereka, Muslim Jerman berencana sebuah masjid yang dilengkapi turbin angin di menara masjid untuk menghasilkan energi listrik, pertama di dunia.

“Kami berpikir tentang bagaimana menggabungkan elemen arsitektur religius simbolis yang penting itu dan memberikannya satu fungsi baru,” ujar arsitek Selcuk Unyilmaz kepada suratkabar The National, Rabu lalu (23/6).

Masjid itu rencananya akan dibangun di Norderstedt, dekat Hamburg. Dua menaranya akan dilengkapi turbin angin untuk menghasilkan energi listrik.

Alih-alih memiliki baling-baling, menara setinggi 22 meter tersebut akan memiliki sirip untuk menghasilkan listrik dari angin.

Turbin ini diharapkan dapat menghasilkan 30 persen kebutuhan energi masjid.

“Fungsi menara dalam pengertian klasik sudah surut di kawasan Eropa, karena muazin tidak naik ke atas menara untuk melakukan azan,” tambah Unyilmaz.

“Bahkan di negara-negara Islam, pengeras suara semakin banyak digunakan.”

“Hanya dengan cara ini (menara turbin), saya dapat bersepakat dengan mereka tentang anggaran pembangunan,” kata arsitek kelahiran Turki ini.

Masjid ini merupakan bagian dari upaya Muslim Jerman untuk memajukan negara mereka terkait pembangkit energi terbarukan.

“Lingkungan adalah isu penting saat ini, maka ini masuk akal,” imbuh Unyilmaz.

Kanselir Jerman Angela Markel telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan pangsa pembangkit energi terbarukan menjadi 80 % pada tahun 2050, dan tahun ini mulai dari 17 %.

“Setiap orang memiliki kewajiban untuk melindungi lingkungan,” kata Unyilmaz.

Jerman memiliki 3,8 sampai dengan 4,3 juta warga Muslim, yang merupakan 5 persen dari total populasi sejumlah 82 juta penduduk.

Di Jerman, ada sekitar 200 masjid masih dalam masa pembangunan atau direncanakan dibangun, lebih banyak dari negara mana pun di Eropa.

Integrasi yang Sukses

Muslim Jerman sekarang berusaha mengumpulkan dana 2,5 juta euro yang diperlukan untuk pembangunan masjid.

“Kami harus menutupinya melalui sumbangan,” ungkap Ugur Sutchu, seorang anggota dewan masjid.

“Jika kami berhasil mengumpulkan setengah, bank akan menyediakan sisa kekurangannya.”

Sutchu mengatakan bahwa masjid baru ini sangat didukung oleh kaum Muslim -yang merupakan minoritas-.

“Semua orang di sini senang dengan desainnya,” katanya.

“Kami ingin melanjutkan rencana pembangunan ini karena masjid kami sekarang merupakan gedung biasa berusia 100 tahun dan orang yang lewat tidak mengenalinya sebagai masjid.”

Masjid baru ini dipandang sebagai bukti integrasi Muslim yang sukses di Jerman.

“Di masa mendatang, semua orang akan tumbuh bersama, dan dalam 50 hingga 100 tahun bisa saja tidak ada lagi seorang pun di masyarakat akan berbicara bahasa Turki,” tambah Unyilmaz, yang telah tinggal di Jerman 35 tahun belakangan.

“Tapi iman akan tetap selamanya, bahkan setelah asal usul memudar.”

“Kami sudah merasa layaknya Muslim Jerman. Bagaimana dengan anak dan cucu kami? Untuk itulah saya hadirkan konsep ini.”

Banyak warga Jerman yang memuji rencana masjid baru ini.

“Tidak dapat dibayangkan, saat cuaca berangin, eko-masjid -insyaAllah- dapat memproduksi lebih dari yang dibutuhkan dari kebutuhannya sendiri.” tulis Die Zeit, satu surat kabar nasional pekanan, dalam editorial mereka bulan ini.

“Integrasi itu: panggilan azan yang ramah lingkungan dengan energi bebas karbon. Bagaimana orang bisa menyebut agama ini bukan milik Jerman?”

Jerman pernah memiliki permusuhan dengan kehadiran Muslim baru-baru ini, melalui sebuah perdebatan sengit tentang imigrasi Muslim ke negara tersebut.

Sebuah jajak pendapat terbaru oleh Universitas Munster menemukan bahwa warga Jerman memandang Muslim lebih negatif dibanding negara Eropa tetangga mereka.

Harian Jerman Der Spiegel telah memperingatkan Agustus lalu bahwa negara tersebut menjadi tidak toleran terhadap minoritas Muslim. (onislam)

0 comments:

Post a Comment

Subcribe Me

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Buku Tamu

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. HIMA SEJARAH UR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger